Peran Guru Penggerak Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

  • Nurhayat Bidang Studi Administrasi Pendidikan Kekhususan Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
  • Arismunandar Bidang Studi Administrasi Pendidikan Kekhususan Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
Keywords: Guru Penggerak, Metode Pembelajaran, Upaya, Tantangan dan Hambatan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran Guru Penggerak dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah. Guru Penggerak adalah program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dengan tujuan menciptakan guru sebagai agen perubahan melalui metode pengajaran inovatif dan partisipatif. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang melibatkan 10 guru dari sekolah di perkotaan dan pedesaan. Data dikumpulkan melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru Penggerak berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar melalui penerapan metode pembelajaran berbasis proyek, teknologi interaktif, dan kolaborasi aktif. Namun, tantangan seperti keterbatasan waktu, sumber daya, dan resistensi terhadap perubahan masih menjadi hambatan dalam implementasi program. Meskipun demikian, perubahan positif terlihat pada siswa, seperti peningkatan tanggung jawab, minat belajar, dan keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini menyarankan perlunya dukungan lebih lanjut bagi Guru Penggerak untuk mengoptimalkan peran mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The Exercise of Control. W. H. Freeman.

[2] Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic Motivation and Self-Determination in Human Behavior. Springer Science & Business Media.

[3] Dornyei, Z. (1994). Motivation and Motivating in the Foreign Language Classroom. The Modern Language Journal, 78(3), 273–284.

[4] Gardner, H. (1983). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Basic Books.

[5] Fullan, M. (2001). The New Meaning of Educational Change. Teachers College Press.

[6] Hattie, J. (2009). Visible Learning: A Synthesis of Over 800 Meta-Analyses Relating to Achievement. Routledge.

[7] Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (2009). An Educational Psychology Success Story: Social Interdependence Theory and Cooperative Learning. Educational Researcher, 38(5), 365-379.

[8] Kemendikbud. (2021). Pedoman Program Guru Penggerak. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

[9] Means, B., Blando, J., Olson, K., Middleton, T., Morocco, C. C., Remz, A. R., & Zorfass, J. (1993). Using Technology to Support Education Reform. U.S. Department of Education.

[10] Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational Behavior. Pearson.

[11] Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2000). Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic Definitions and New Directions. Contemporary Educational Psychology, 25(1), 54–67.

[12] Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2008). Motivation in Education: Theory, Research, and Applications. Pearson/Merrill Prentice Hall.

[13] Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Allyn & Bacon.

[14] Thomas, J. W. (2000). A Review of Research on Project-Based Learning. Autodesk Foundation.

[15] Zimmerman, B. J. (2000). Attaining Self-Regulation: A Social Cognitive Perspective. In M. Boekaerts, P. R. Pintrich, & M. Zeidner (Eds.), Handbook of Self-Regulation. Academic Press.
Published
2024-11-04
How to Cite
Nurhayat, & Arismunandar. (2024). Peran Guru Penggerak Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. JURNAL PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN, 6(3), 381-385. https://doi.org/10.31970/pendidikan.v6i3.1427