Membangun Dasar Steam Melalui Kegiatan Main di TK Negeri 02 Mekar Sari Kab. Boalemo Gorontalo
Abstract
Anak Usia Dini memiliki potensi untuk mengembangkan dasar-dasar keterampilan dalam berpikir saintis, tekologi, merekayasa, memiliki rasa seni dan matematis (STEAM). Potensi ini dapat teraktualisasi apabila anak memperoleh stimulasi pembelajaran melalui kegiatan main yang tepat terkait hal tersebut baik disatuan PAUD maupun di rumah. Keterampilan ini akan sangat berguna bagi kehidupan anak saat ini hingga setrusnya sepanjang ayat terutama untuk menghadapi revolusi perkembangan jaman. STEM (Science, Technology,Engineering, and Mathematics). Pendidikan dengan pendekatan yang dapat membekali siswa dengan kompetensi yang sesuai dengan eranya. Dengan pendekatan STEAM, individu dapat bersaing secara global untuk menghadapi perubahan atau kemajuan yang lebih kompleks. Belajar dengan pendekatan STEM ini sebenarnya mampu melatih siswa untuk dapat berkomunikasi, berkolaborasi, kritis berpikir dan menyelesaikan masalah, serta kreativitas dan inovasi sehingga peserta didik akan mampu untuk menghadapi tantangan global. Dalam makalah ini, kami melaporkan studi studi literatur dengan menemukan referensi teori yang relevan dengan kasus atau masalah yang ditemukan. Ulasan ini didasarkan pada jurnal empiris dan konseptual tentang STEM
Downloads
References
[2] M. N. Tuğluk and S. Öcal, “Examination of stem education and its effect on economy: Importance of early childhood education,” Educ. Res. Pract., p. 362, 2017.
[3] R. Farwati, A. Permanasari, H. Firman, and T. Suhery, “Potret literasi lingkungan mahasiswa calon guru kimia di Universitas Sriwijaya,” J. Sci. Educ. Pract., vol. 1, no. 1, pp. 1–8, 2017.
[4] A. Bashir et al., “Collective Perspective on Advances in Dyson—Schwinger Equation QCD,” Commun. Theor. Phys., vol. 58, no. 1, p. 79, 2012.
[5] T. Mulyani, “Pendekatan Pembelajaran STEM untuk menghadapi Revolusi Industry 4.0,” in Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (Prosnampas), 2019, vol. 2, no. 1, pp. 453–460.
[6] R. W. Bybee, The case for STEM education: Challenges and opportunities. NSTA press, 2013.
[7] N. Khoiriyah, “Implementasi pendekatan pembelajaran STEM untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada materi gelombang bunyi,” 2018.
[8] K.-H. Tseng, C.-C. Chang, S.-J. Lou, and W.-P. Chen, “Attitudes towards science, technology, engineering and mathematics (STEM) in a project-based learning (PjBL) environment,” Int. J. Technol. Des. Educ., vol. 23, no. 1, pp. 87–102, 2013.
[9] H. B. Gonzalez and J. J. Kuenzi, “Science, technology, engineering, and mathematics (STEM) education: A primer,” 2012.
[10] B. Mead, M. Berry, A. Logan, R. A. H. Scott, W. Leadbeater, and B. A. Scheven, “Stem cell treatment of degenerative eye disease,” Stem Cell Res., vol. 14, no. 3, pp. 243–257, 2015.
[11] T. R. Kelley, D. C. Brenner, and J. T. Pieper, “Two approaches to engineering design: Observations in sTEm education,” J. sTEm Teach. Educ., vol. 47, no. 2, p. 4, 2010.
[12] J. Afriana, A. Permanasari, and A. Fitriani, “Penerapan project based learning terintegrasi STEM untuk meningkatkan literasi sains siswa ditinjau dari gender,” J. Inov. Pendidik. IPA, vol. 2, no. 2, pp. 202–212, 2016.
[13] R. W. Bybee, “Advancing STEM education: A 2020 vision,” Technol. Eng. Teach., vol. 70, no. 1, p. 30, 2010.
[14] I. S. Utami, R. Septiyanto, F. C. Wibowo, and A. Suryana, “Pengembangan STEM-A (science, technology, engineering, mathematic and animation) berbasis kearifan lokal dalam pembelajaran fisika,” J. Ilm. Pendidik. Fis. Al-BiRuNi, vol. 6, no. 1, pp. 67–73, 2017.
[15] N. R. Council, Successful K-12 STEM education: Identifying effective approaches in science, technology, engineering, and mathematics. National Academies Press, 2011.