Pengetahuan Cedera Olahraga Pada Siswa MTsN Barito Selatan Kalimantan Tengah
Abstract
Setiap pelaku olahraga memiliki resiko mengalami cedera saat melakukan aktivitas fisik seperti pada pendidikan jasmani, olahraga prestasi maupun olahraga kebugaran. Setiap lulusan dan siswa MTsN Barsel diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat mencegah dan menangani cedera yang terjadi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan cedera olahraga siswa MTsN Barsel yang terkait dengan macam- macam cedera olahraga, lokasi cedera, faktor-faktor penyebab terjadinya cedera olahraga, penanganan pada cedera olahraga dan upaya pencegahan terjadinya cedera olahraga. Metode penelitian menggunakan teknik survey dengan menyebarkan angket dan wawancara yang diberikan kepada Siswa-siswi MTsN Barsel. Populasi dan sampel penelitian ini adalah Siswa-siswi MTsN Barsel dari kelas VII s.d IX tahun ajaran 2021/2022, pengambilan sampel menggunakan random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan cedera olahraga siswa kelas IX 35% katagori tinggi sekali, 62% katagori tinggi dan 3% katagori sedang. Tingkat pengetahuan cedera olahraga siswa kelas VIII 5% katagori tinggi sekali, 86% katagori tinggi, dan 9% katagori sedang; Tingkat pengetahuan siswa kelas VII 61% katagori tinggi dan 39% katagori sedang.. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan cedera olahraga siswa MTsN Barito Selatan dalam katagori tinggi dan dalam mengimplementasikan penanganan cedera olahraga belum maksimal
Downloads
References
[2] E. Faridah, “Mengajar Pendidikan Jasmani Melalui Permainan ‘Ide Kreatif Mengoptimalkan Aspek Pedagogis,’” J. Ilmu Keolahragaan, vol. 15, no. 2, pp. 38–53, 2016.
[3] P. R. Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional,” 2007.
[4] B. Priyonoadi, J. Ndayisenga, P. Sutopo, and A. S. Graha, “Immunoglobulin-A (IgA) Improvement through Sports and Frirage Massage,” Int. J. Hum. Mov. Sport. Sci., vol. 8, no. 5, pp. 271–282, 2020.
[5] P. Brukner, Brukner & Khan’s clinical sports medicine. McGraw-Hill North Ryde, 2012.
[6] A. Sudijandoko, “Peningkatan kinerja pendidik paud dalam pengembangan kemampuan kinestetik,” J. Cakrawala Pendidik., vol. 1, no. 1, 2011.
[7] D. Wibowo, “Hubungan Antara Faktor Pre-Hospital Stage Dengan Komplikasi Sekunder Pada Pasien Cedera Kepala Berat Setelah Kedatangan Pasien Di IGD RSUD Ulin Banjarmasin,” Din. Kesehat. J. Kebidanan Dan Keperawatan, vol. 7, no. 2, pp. 250–265, 2016.
[8] A. Setiawan, “Faktor timbulnya cedera olahraga,” Media Ilmu Keolahragaan Indones., vol. 1, no. 1, 2011.
[9] S. Notoatmodjo, “Pendidikan dan perilaku kesehatan,” 2003.
[10] V. Fadzilla and S. N. Djannah, “Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) pada remaja di SMA NI SInden,” J. Cakrawala Promkes, vol. 1, no. 1, pp. 9–16, 2019.
[11] H. Budiman, “Peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan,” Al-Tadzkiyyah J. Pendidik. Islam, vol. 8, no. 1, pp. 31–43, 2017.
[12] F. N. Kerlinger, “Foundations of behavioral research.,” 1966.
[13] D. Budimansyah, “Inovasi Pembelajaran,” abmas, vol. 82, 2009.